Traveling & kuliner bisa jadi solusinya loh.
Masih bingung destinasi wisata buat traveling kamu ?
NTT bisa jadi solusinya, kawan.
Wonderful NTT
Yap, Nusa Tenggara Timur punya keistimewaan dan keunikan tersendiri bagi para traveller.
Saya akan bagikan kisah saya selama traveling di NTT.
Destinasi awal saya sampai di NTT adalah Gunung Kelimutu, dimana gunung berapi tersebut memiliki keistimewaan yaitu 3 kawah dengan warna yang berbeda-beda.
Letak gunung tersebut berada di Ende (sebuah kabupaten di Pulau Flores, provinsi Nusa Tenggara Timur).
Oleh karena itu, hari pertama, saya melakukan perjalanan menuju Ende. Setelah sampai di kota, saya melanjutkan perjalanan dengan menggunakan mobil menuju Moni. Perjalanan ini ditempuh selama 1,5 jam dengan kondisi jalan yang baik dan sudah beraspal, hanya saja jalanannya berkelok-kelok.
Moni adalah desa terdekat sebelum menuju Taman Nasional Kelimutu. Malam harinya saya beristirahat di salah satu penginapan di Moni. Pukul 03.30 saya bergegas untuk menuju Taman Nasional Kelimutu, perjalanan ditempuh dengan menggunakan mobil selama 1 jam. Tiket masuk Taman Nasional Kelimutu sebesar Rp. 5000,- per orang untuk turis domestik. Setelah sampai di parkiran, para wisatawan harus berjalan menuju puncak Gunung Kelimutu. Jalan kaki ini akan ditempuh selama 45 menit dengan medan yang tidak terlalu sulit menurut saya. Walaupun suhu udara sangat dingin, saya tempuh perjalanan dengan semangat dan berharap tidak ketinggalan sunrise. Sesampainya di puncak, saya melihat sudah banyak turis yang menunggu sunrise. Dan pada pukul 05.30 , sunrise yang ditunggu-tunggu mulai muncul dan ketiga kawah menakjubkan Kelimutu mulai terlihat. Sungguh indah karya ciptaan-Nya.
Menanti Munculnya Matahari di Gunung Kelimutu |
Kawah Kelimutu |
Setelah matahari muncul, kami semua yang berada di puncak takjub akan indahnya alam Indonesia di Kelimutu. Sembari menikmatinya, beberapa wisatawan memesan segelas teh/kopi pada penjual minuman di puncak. Dari atas puncak tersebut, ketiga danau kawah yang warnanya berbeda-beda terlihat seluruhnya. Dua dari tiga danau tersebut terletak berdekatan, sedangkan danau lainnya berada di sisi yang berbeda. Menurut penduduk sana, warna danau tersebut dapat berubah-ubah dalam waktu yang tidak dapat ditentukan. Saat saya berada di puncak, beberapa orang juga menceritakan hal-hal unik dari danau tersebut.
Setelah mengabadikan beberapa foto, pukul 06.00, saya turun dari puncak. Kemudian melanjutkan perjalanan menuju daerah lain di NTT.
Destinasi di Ende yang juga terkenal selain Kelimutu adalah Rumah Pengasingan Bung Karno. Oleh karena itu saya harus kembali menempuh perjalanan ke kota selama 1,5 jam, karena letak rumah pengasingan tersebut berada di Kota Ende. Di perjalanan, saya mampir di Pasar Moni untuk membeli jeruk, karena bau dari jeruk membantu saya supaya tidak mabuk di jalan.
Pasar Moni |
Setelah membeli jeruk, saya melanjutkan perjalanan menuju kota. Di tengah jalan, mobil yang saya tumpangi terpaksa harus berhenti, karena ada pembuatan jalan, sehingga jalan yang kami lewati harus dibuka dan ditutup pada waktu tertentu. Seluruh mobil yang akan menuju kota pun harus antri menunggu jalan dibuka.
Di sebelah tempat mobil saya berhenti, terdapat sebuah warung kecil, sambil menunggu dibukanya jalan, saya mampir untuk membeli nasi bungkus di sana. Sederhana memang masakannya, tapi rasanya luar biasa. Ngangeni banget.
Seusai makan, saya masih harus menunggu jalanan dibuka. Dan saat melihat antrian mobil saat itu, saya melihat kendaraan khas yang sering digunakan di daerah NTT. Kendaraan tersebut berupa truck yang di dalamnya terdapat beberapa kursi kayu. Kursi tersebut digunakan sebagai tempat duduk penumpang yang akan diangkut oleh truck. Kendaraan khas ini dinamai Otto Kayu.
Otto Kayu |
Rumah Pengasingan Bung Karno |
Warga Kampung Adat Bena sedang membungkus biji kopi |
Kampung Adat Bena |
(to be continued)
No comments:
Post a Comment