Dikaruniai Tanggungjawab Melanjutkan Pendidikan S2 di Seoul National University (SNU)

Setelah 6 bulan berjuang (jungkir-balik), akhirnya aku mendapatkan beasiswa S2ku. 

***********************************


A Story about My Experience to Catch my Dream.


Sedari kuliah S1, aku pengeeeen banget lanjutin pendidikan S2 (dan ke luar negeri).


1. Kenapa mau lanjut S2?

Aku merasa pembelajaran di S1 belum terlalu mendalam, di S1 kita diajarkan dasar-dasar keilmuan jurusan kita, namun untuk memperdalam salah satu fokus diantaranya, diperlukan pendidikan S2. Selain itu, aku juga masih sangat bersemangat untuk melanjutkan pendidikan dan menjalani dunia sekolah~ sertaa.......... usiaku masih muda, i wanna enjoy my time dengan lanjut sekolah~


2. Kenapa ke luar negeri? 

Aku ingin merasakan suasana negara 4 musim (belum pernah ngerasain salju, guys, maklumin ea heheeheh). Selain itu, aku ingin belajar pola pikir dengan berbagai background orang dari berbagai belahan dunia (+ sekalian menambah network )

*************************************

Setelah keinginan, timbulah plan dan usaha. 

Dimulai dari: 

- Mau lanjut S2 apa? Kemana kampusnya? 

Nah ini kudu berkontemplasi sih untuk mencari tahu keinginan lanjut spesifik ke arah jurusan mana. Kontemplasi ini gabisa semalem dua malem yaa, biasanya perlu dipikirin dari jauh-jauh hari. Nah setelah menentukan jurusannya, mulailah kita mencari kampus dan negara mana yang akan dituju. 
Waktu tu aku punya keinginan

- Lab nya apa? Research nya mau ke arah mana?

Begitu udah milih minatnya ke arah mana, segeralah aku mencari-cari lab dan research Professor melalui hasil penelitiannya (di researchgate, google scholar, pubmed, dll)

Nah kalo udah, 
gas deh kontak Professor dan mengikuti persyaratan admission kampus. 

************************************

Di awal, aku punya beberapa preferensi keinginan kampus dan jurusan yang aku mau. Terus aku mulai cari-cari requirements & deadline admissionnya. Berhubung aku daftar S2 dengan uang tabungan yang terbatas, aku berpikir hanya akan daftar di 2 atau 3 universitas di tahun ini sembari kerja jika nanti belum goal di tahun ini. 

Akhir Januari 2021 aku mulai kontak beberapa Professor di South Korea. 

Kenapa milih South Korea

Healthcare nya termasuk salah satu yang terbaik di Asia. Lingkungannya sangat mendorong inovasi dan pengembangan teknologi yang baik. Selain itu, sebelumnya aku sudah berdiskusi dengan orang tuaku, mereka lebih menyarankan untuk tidak terlalu jauh (kaya AS gitu kejauhan gitu guys -- restu orang tua salah satu yang penting dan menjadi pertimbangan). 

Aku kontak beberapa professor disana (tapi aku gak pede banget buat kontak Prof di top-top university gitu awalnya). 1 email, 2 email, 3, 4, 5, dst sampai kurang lebih 10 email udah aku kirim tapi belum ada jawaban seminggu - 2 minggu. Lalu, aku coba email salah satu Prof di the most prestigious univ. di South Korea -- Seoul National University (SNU)-- dan................ 3 hari kemudian direspon baik oleh beliau. Puji Tuhan. 
Langsung aku segera mempersiapkan dokumen yang diperlukan. 


Beberapa dokumen yang diperlukan:

  • Pasport (pribadi dan orang tua)
  • Kartu Keluarga (ditranslate -- sworn translator -- dan dinotariskan) -- biaya translate dokumen : Rp. 60.000,- per berkas (Maret 2021) dan biaya cap notaris Rp. 100.000,- per berkas 
    (Harga bisa berbeda-beda tergantung kita nemunya penyedia jasa yang menawarkan harga berapa).
  • Ijazah & transkrip S1 (harus dalam Bahasa Inggris / Bahasa Korea)
  • Language Certificate (ini aku pake sertifikat IELTS -- cerita perjuangan IELTS ku udah ada di postingan sebelumnya ya) -- untuk requirements nya saat itu IELTS min. 6.0 dan tidak ada requirements minimum di masing-masing sectionnya.
  • Supplementary Documents (sertifikat, dll)
ps: segala dokumen yang tidak berBahasa Inggris ataupun Bahasa Korea harus ditranslatekan dan dinotariskan yap.

Setelah itu, mendaftarkan diri melalui website admission SNU. Mengisi form pendaftaran dan kelengkapan data sesuai form. Berikut data yang diperlukan:
  • Personal information 
  • Family information
  • Riwayat sekolah
  • Personal statement 
  • Study plan
  • Esai Diri
  • Letter of Recommendation
Semuanya diisi secara online yaa. Untuk Letter of Recommendation juga nanti calon mahasiswa mengisi email pemberi rekomendasi dan link untuk mengisi rekomendasi langsung dikirimkan pada pemberi rekomendasi (jadi yang diberi rekomendasi ga bisa lihat di display nya, hanya bisa tau apakah pemberi rekomendasi sudah memberikan rekomendasi / belum)

Ohya, untuk mahasiswa internasional ada 2 pilihan tipe jalur masuk 

1. International 1 (untuk mahasiswa internasional yang orang tuanya juga dari luar)
2. International 2 

Waktu itu karena aku baru pertama kali ngurusin daftar univ di luar negeri, aku detail banget guys ngerjainnya karena gamau ada kesalahan konyol jadi sayang banget uang administrasinya :( Terus aku kepo-kepo juga kating2 (kating = kakak tingkat) yang masuk ke SNU dan follow2in sosial media mereka terus SKSD -- Sok Kenal Sok Dekat-- dan tanya-tanya ke mereka (bersyukur banget pada baik dan jawabin dengan detail juga). 

Btw, untuk pendaftaran online di awal gak perlu kirim pos dll ya. Cukup ngisi form online dan bayar biaya pendaftaran. Deadline pendaftarannya kurang lebih 10 hari (udah termasuk cari surat rekomendasi ke dosen/atasan kerja juga ya). 

Biaya pendaftaran untuk graduate student : 90.000 KRW (setara 1,1 juta rupiah).

Terus Keterima Nggak?
Setelah aku ngelengkapin berkas-berkas dan submit. Aku menunggu kurang lebih 3 bulan hingga pengumuman preliminary decision. 

14 Mei 2021, puji Tuhan aku dinyatakan diterima (conditional) di Seoul National University. 
Senengggggggggggg banget rasanyaaaa.
Degdegan 3 bulan terjawab sudah.

-- btw, selama 3 bulan nunggu tuh sering overthinking dan gelisah, tapi puji Tuhan semuanya sudah terlewati dan membuahkan hasil yang baik. Doa Novena Tiga Salam Maria dan Novena Hati Kudus Yesus selama menunggu dan dijawab dengan hasil yang membahagiakan. 

Eits, tapi selanjutnya harus tetep fokus ke persyaratan untuk dapat benar-benar diterima resmi dan memperoleh LoA (Letter of Acceptance). 

Apa yang selanjutnya dilakukan? 
Nah selanjutnya, mahasiswa diberikan waktu kurang lebih 2 minggu untuk submit berkas-berkas yang dicantumkan saat pendaftaran online langsung ke Admission SNUnya di South Korea (Biaya DHL : Rp.660.000,-).
Berupa: fotokopi pasport diri dan orang tua, KK yang udah ditranslate & dittd notaris, sertifikat IELTS asli (ini bisa minta ke tempat kita ambil tes IELTS nya ya -- kalo aku di IDP Bandung -- Biaya: Rp. 325.000,-), ijazah dan transkrip nilai yang sudah di Apostille oleh Embassy Korea di Indonesia). 

OHYA. Terkait Apostille berkas:
Dalam waktu 3 bulan menunggu itu kita punya kesempatan buat Apostille berkas kita ke Embassy Korea di Indonesia ya (di Jakarta). 
Hal yang perlu dilakukan:
1. Legalisir Ijazah dan Transkrip yang udah ditranslate (kalau aku karena dari kampus udah disediain yang Ijazah dan Transkrip berBahasa Inggris jadinya cuma fotocopy & langsung minta legalisir ke Tata Usaha Fakultas)
2. Terus cap notaris (bisa notaris terdekat di domisili yang terdaftar resmi di Kementrian Hukum dan HAM)
3. Selanjutnya minta legalisir dari Kemenhum dan HAM (ini bisa dilakukan secara online) -- https://legalisasi.ahu.go.id/ di website ini. Kemudian nanti akan mendapatkan stiker sah dari Kemenhum dan HAM yang bisa dikirimin juga (waktu itu aku ada di Bandung jadi dikirimin dari Jakarta ke Bandung) -- estimasi waktu 1-2 hari setelah pengajuan kita di acc (pengajuan di acc kurang lebih 2-3 hari kerja setelah kita apply). -- Biaya Rp. 50.000,- per berkas. Ongkir stiker Jakarta-Bandung gratis.  (ps: kalau ditolak atau ada yang kurang biasanya ada note nya dan kita bisa apply lagi dengan membenahi apa yang kurang terlebih dahulu).
4. Selanjutnya meminta legalisir dari Kementrian Luar Negeri (mengisi data dan apply melalui aplikasi di google playstore -- Legalisasi Dokumen)



5. Selanjutnya ketika sudah di accept dan tertera di aplikasinya (kurang lebih 3-4 hari kerja), maka berkas yang akan dilegalisir oleh Kemenlu harus dibawa langsung ke Kemenlu (fotocopy Ijazah dan transkrip yang sudah dilegalisir notaris dan ditempelkan stiker dari Kementrian Hukum dan HAM). -- Biaya legalisir Kemenlu Rp. 25.000,- per berkas. 

-- Berhubung waktu itu aku di Bandung dan gabisa ke Jakarta, legalisir ini diwakilkan temenku (bersyukur banget banyak orang baik yang menolong) -- Legalisir bisa diwakilkan namun harus membuat Surat Kuasa , membawa Ijazah dan Transkrip asli aku, serta membawa fotokopi KTP Pemberi dan Penerima kuasa ya -- 

6. Setelah dilegalisir Kemenlu, berkas bisa dibawa ke Embassy South Korea di Indonesia untuk dimintai Apostille. Biaya: Rp 58.400,- per berkas. 

Ohya karena ini ngurusinnya pas masih pandemi, jadi ada beberapa pembatasan jam kerja. Kalau gak salah (ini lupa guys antara Kemenlu atau Embassy , itu cuma bisa nerima berkasnya di Hari Rabu dan Jumat. Jadi jangan lupa untuk tanya info dlu ya langsung ke tempatnya (no telp ada di google semua). 



*******************************
 
Setelah menunggu 1 bulan, akhirnya.....................

Puji Tuhan aku diterima secara resmi di Seoul National University sebagai mahasiswa S2 di College of Pharmacy. 

Etapi...... dapet beasiswa juga gak tuh??????? (To be continued ke tulisan blogku selanjutnya ya guys)

-- For with God nothing is impossible (Luke 1: 37)


Pejuang IELTS di Tengah Pandemi. Belajar Intensif IELTS Sebulan, Mungkin Gak Sih? (Part 2)

 Hard Work, Pray, and Do Your Best!

 

 JENG JENG JENG

Tiba saatnya hari H aku harus ambil tes IELTS itu.

Salah satu perasaan yang menjadi tantangan tersendiri adalah aku menjalani tes ini di tengah pandemi COVID19.
Semakin mendekati hari H, aku mengkhawatirkan kesehatanku. Meskipun ini adalah kali pertamaku mengikuti IELTS test yang juga membuatku merasa khawatir "gak nyampe target", but the most important is having good health. 

 **********************************

Ujian IELTS ituuuu emanggg cukup menegangkan guys.
karena.................. mbayar :) wkwkw

Dibandingkan dengan TOEFL dan TOEIC, IELTS memang lebih mahal ya, Rp. 2.900.000,- waktu aku tes saat itu.

So......... ya pengennya pasti sekalit tes langsung goal sesuai dengan nilai target.
Anw, target nilaiku untuk bisa lolos requirement kampus adalah Overall Band = 6 

Persiapanku yang terkesan terburu-buru menyebabkan aku agak gugup (jangan ditiru ya guys hehe, baiknya untuk tes-tes kaya gini emang persiapan jauh-jauh hari sih supaya ketika lebih siap tuh gak mudah gugup saat menjalani tesnya).


Pada hari itu, aku mendapatkan jadwal tes pukul 09.00 WIB pagi. Tiga hari sebelumnya aku mendapatkan email bahwa speaking test ku juga dilaksanakan di hari itu, yeay! (

Sebelum tes, akan dilakukan foto dan pengecekan identitas gitu, jadi disarankan datang 1 jam lebih awal. Ohya, jam tangan dan lain-lain tidak boleh dibawa masuk ruangan. Jadi cuma bener-bener bawa diri dan botol minum. Untuk botol minum wajib transparan ya. Selama tes berlangsung, peserta dapat ke kamar mandi namun waktu tes akan terus berjalan (tidak di pause).

(TES IELTS CBT)
Di dalam ruangan peserta duduk sesuai dengan tempat yang telah ditentukan, kemudian diberikan kesempatan mengecek headphone. Selanjutnya dibacakan tata tertib pelaksanaan tes. Tes listening, reading, dan writing dilaksanakan selama 2,5 jam.

 Tes listening mengandung 40 butir soal dan setiap 10 butir soal akan diberi jeda (setiap percakapan yang ada hanya dilakukan 1x, tidak ada pengulangan). Di akhir diberikan waktu 2 menit untuk cek ulang segala sesuatunya. Pas listening ini aku ada beberapa yang skip guys:( jd bingung pas jawabin soalnya huhu. Tapi, aku terus fokus ke soal selanjutnya, kalau enggak bisa kacau, guys.

Tes reading mengandung 40 butir soal yang dapat dikerjakan selama 40 menit. Saat mengerjakan soal, peserta dapat menandai teks dengan warna berbeda di layar PC kemudian dapat memberi tanda nomor-nomor yang masih ragu. Saat reading ini aku merasa bisa mengerjakan soal-soalnya, kemudian kosakata yang ada juga puji Tuhan udah familiar (kalo reading emang agak hoki2an juga sih tergantung dapatnya topik bacaan apa).

Selanjutnya tes writing dilaksanakan 60 menit, akan diberikan 2 task untuk diselesaikan peserta (saran: lebih baik dapat menyelesaikan task 1 maksimal 20 menit dan task 2 selama 40 menit sisanya; waktu itu aku ngerjain task 1 sampai 25 menit sendiri jadi agak terburu-buru di task 2 nyaa; padahal untuk bobot nilai task 2 itu 60% ya guys dan task 1 40% --> info lengkapnya bisa dicek di postinganku sebelumnya ya).

Setelah selesai, kami diberikan waktu istirahat kurang lebih 1 jam. Kemudian test speaking dimulai secara bergantian (dipanggil satu persatu sesuai urutan). Aku dapat urutan ke-2 waktu itu, degdegan guys karena ngobrolnya bener-bener ama native speaker. Di dalam ruangan tersebut, pembicaraan selama menjawab pertanyaan-pertanyaan tes akan direkam. Tes berlangsung selama 25 menit (untuk 3 part dalam speaking). Waktu itu aku dapet topik: Good Decision saat part 2 dan 3 nya. 

Setelah semua selesai, peserta dapat pulang.
Pas udah pulang ini rasanya udah lega bangettt, soalnya tesnya udah selesai. Tinggal menunggu dan berdoa semoga nilainya mencapai target.

H+3 setelah tes, sekitar jam 19.00 WIB, aku cek website https://my.ieltsessentials.com/ karena kepo banget siapatau nilainya udah keluar secara online (ohya kalau CBT tuh di H+3 kita udah mulai bisa cek hasil tesnya secara online)

dannn ternyataa..............................

Puji Tuhan, guys!!!! 
Hasilnya lebih dari require minimum kampus yang aku tuju. 
Tidak sia-sia perjuangan 1 bulan jungkir-balik (lebay wkwkw) belajar IELTS


Hasil fisiknya udah bisa diambil di hari esoknya guys di tempat kita tes (aku ambil di IDP Bandung). Ohya buat yang mau minta kirimin berkas aslinya langsung ke kampus, itu kita bisa minta ke test center nya yaap buat kirimin langsung (kita cuma dikasi 1 berkas asli aja). Untuk biayanya disesuaikan dengan tujuan negara kampus yang kita tuju.

*******************************************


Beberapa saran tambahan dari aku untuk Tes IELTS di tengah pandemi:

1. Persiapin jauh-jauh hari, karena kuota tes per harinya gak banyak (kalau gak salah 1 hari maksimal cuma 9 orang yang CBT ini)

2. Jaga kesehatan, apalagi kalau udah mau deket-deket tes, ada baiknya karantina mandiri (akan lebih sulit jika sudah bayar tes mahal kemudian sakit di tengah pandemi)

3. Study hard and pray. 


That's all, guys! 
SEMANGAT PARA PEJUANG IELTS! YOU CAN DO IT GUYS!


-------- NEXT aku bakal cerita pengalamanku daftar S2 dan beasiswanya ya--------------------








Pejuang IELTS di Tengah Pandemi. Belajar Intensif IELTS Sebulan, Mungkin Gak Sih? (Part 1)

HELLO PARA PEJUANG IELTS, INI CERITAKU, BAGAIMANA DENGANMU?

Setelah menjelaskan detail terkait IELTS di postingan sebelumya (Judul: Hal yang Perlu Kamu Ketahui tentang IELTS), kali ini aku bakal ceritain pengalamanku saat mengikuti IELTS dan segala persiapannya yaaa.

Jadi, sejak awal 2021 aku udah pengen banget ngambil persiapan IELTS, karena di pertengahan tahun 2021 rencananya aku akan lulus pendidikan apotekerku dan ingin melanjutkan pendidikan master degree.
Dari dulu aku punya target pokoknya pengen lanjut sekolah ke luar negeri saat masih single (belum berkeluarga heheeheh)
Pengen menimba ilmu diluar negeri.
Karena aku yakin, di luar negeri tuh bakalan ketemu lebih banyak lagi orang-orang dengan background yang berbeda-beda dan kondisi negara yang berbeda pula yang bakalan membantuku mengembangkan pola pikirku.

Oke, kembali ke topik,

Nah di bulan Januari itu aku langsung gas cari-cari lembaga pendidikan yang menyediakan course IELTS Preparation di Bandung. 

Aku telepon ke beberapa tempat persiapan bimbingan IELTS dan bikin tabel kaya gini buat ngecompare harganya (nyari yang murah dan worth it guys hehe).

(nama tempat lesnya disamarkan yahh hehehe)

Ohya aku ambil bimbingan soalnya merasa butuh banget tips and trick di bagian writing and listeningnya. Karena di bagian itu aku sangat kurang guys.
Bahkan, hasil pre-test ku segini:


Aku ambil pre-test di BLCI Bandung (fee: Rp. 200.000,- sekali tes udah include speaking yaa)
ps: ini bukan tes benerannya tp untuk nguji aja kemampuan kita udah seberapa dengan materi dari Cambridge Book juga

Sebenernya bisa aja otodidak guys setelah aku jalani,
Salah satu konsiderasiku juga saat itu adalah aku masih menempuh pendidikan apoteker, jadi butuh disiplin banget belajarnya. Jadi aku ikut bimbingan

Nah guys, setelah aku pertimbangkan harga, waktu, fleksibilitas, dan pendapat reviewer di google, akhirnya aku memilih bimbingan di Private English Program Bandung di akhir Januari (aku start ambil pre-test disini tgl 29 Januari 2021). Aku diajari oleh Ms. Uci dan Mr. Sigit dan aku ambil kelasnya yang offline (lebih fokus aja gitu guys kl offline heheeh).

Seminggu aku ikut 3x bimbingan @1,5 jam. Aku menjalani bimbingan di tengah-tengah Praktek Kerja Profesi Apoteker (jadi bagi-bagi waktu gitu guys saat itu). Pagi hari Praktek Kerja Profesi Apoteker, sore harinya IELTS preparation. Di akhir pembelajaran aku selalu minta PR (entah listening, reading, ataupun writing), karena aku pengen banget improve dengan cepat kemampuanku (kalau kelamaan, bayar lesnya juga makin lama guys, aku ingin hemadd wkwkwk). Setelah 1,5 minggu bimbingan, akhirnya aku mendaftarkan diri untuk tes official.

Nah aku ambil tes nya agak "keburu-buru" karena ternyata pengajuanku untuk menjadi mahasiswa master ke salah satu professor yang aku tuju diberikan respon baik dan aku bisa untuk segera daftar di semester yang akan datang (saat mulai preparation IELTS, saat itu juga aku udah mulai kontak-kontak professor yang aku minati research nya). Aku pikir nampaknya akan lama mencari professor, karena jujur aku juga minder guyz semasa S1 aku merasa tidak sepintar dan sejago itu, maka aku mulai cari professor juga pas mulai persiapan IELTS.

Karena sudah mendapatkan respon baik, aku segera mencari tahu timeline pendaftaran ke kampusnya. Nah ternyata eh ternyata pas aku lihat guidelinenya, pendaftarannya dibuka awal bulan Maret (3-11 Maret 2021), buru-burulah aku daftar tes IELTS supaya gak ketinggalan pendaftaran kampus (ini jangan ditiru yah guys krn sebaiknya prepare jauh-jauh hari).

Tanggal 9 Februari 2021 aku langsung buka website https://my.ieltsessentials.com/ dan segera mencari slot untuk mendaftarkan diri tes official di IDP Bandung. 
Berikut tampilan website pendaftaran IELTS ya, pertama-tama bikin username dan password dulu terus tinggal ngikutin deh proses registrasinya dan milih tempat serta tanggal les.

 


Nah,setelah kucari-cari jadwalnya, ujian tercepat tuh dilaksanakan tanggal 1 Maret 2021. Jadi bingung guys, karena mepet banget sama deadline waktu pendaftaran. Manalagi speaking test itu belum tentu bisa dilaksanakan di hari yang sama, bisa maju ataupun mundur 7 hari sebelum atau sesudah tes reading, writing, dan reading (dan jadwal fix speaking test baru tau di H-3 ujian)
Terus aku coba cari di kota terdekat, adanya di Jakarta tanggal 27 Februari 2021, eh ternyata di tanggal segitu aku ada presentasi akhir terkait Praktek Kerja Profesi Apotekerku.
Jadi, yasudahlah aku ambil tanggal 1 Maret 2021 di IDP Bandung, aku ambil yang CBT (estimasi waktu keluar hasilnya 5 hari, biar keburu daftar univnya).

Hari-hari mendekati tes sesungguhnya, aku menambah jam belajarku hingga paling tidak 3 jam sehari dan ngebabat abis listening & reading buku Cambridge 9-15 (bisa didownload gratis di internet yah ini guys, audio listeningnya juga ada di youtube, ketik aja sesuai judul tesnya, contoh: "Cambridge 9, Test 1"). Untuk speaking nya aku banyak dengerin youtube dan latihan di depan kaca. Writingnya banyak ngerjain PR dari tempat bimbingan dan terus didiskusiin dengan pengajar untuk dapat mengerjakan soal writing dengan baik.

~~ Bersambung di part 2 ya :)